Internet merupakan
sebuah sistem jaringan yang terbentuk dari beragam kumpulan sub-sub jaringan komputer
yang tersebar di berbagai belahan bumi ini. Karena setiap bentuk jaringan
komputer, kecil maupun besar, dapat dengan mudah dihubungkan ke dunia maya ini,
maka secara kontinyu dan eksponensial, komunitas internet pun bertambah besar.
Karakteristik tersebut mengakibatkan internet tumbuh dengan pesat, tanpa ada
pihak-pihak yang mengatur perkembangannya. Secara alami, pertumbuhan internet dapat
dianalogikan seperti organisme (semacam mahkluk hidup), tumbuh secara pasti
menjadi semakin besar dan dewasa. Berdasarkan fakta ini terlihat, bahwa secara
tidak sengaja, internet telah menjadi suatu sistem yang terdesentralisasi ke
beragam pusat-pusat komunitas digital (Kosiur, 1997). Tidak ada satu lembaga
pun yang dapat “memerintah” komunitas yang melakukan interaksi di dunia maya,
termasuk negara Amerika Serikat sebagai pelopor teknologi ini.
Perkembangan infrastruktur Internet di
dunia :
sekitar 1968, merupakan kelahiran internet, ketika itu Advance Research Projects Agency Network (ARPANET) ditemukan. APARNET adalah jaringan
komputer pertama yang mampu mentransfer informasi menggunakan sistem packet switching.
Pada 1976 dikembangakanlah USENET untuk berkomunikasi antara jaringan
komputer, pengguna dapat saling bertukar pikiran dengan mem-posting topik
tertentu melalui e-mail. USENET ini dikembangkan untuk para pengguna yang tidak
dapat mengakses APARNET. Pada 1986, ketika APARNET digantikan oleh NSFNET,
internet berkembang menjadi lebih cepat, didukung oleh teknologi serat optik,
selain itu jaringannya sudah terhubung ke super computer di
seluruh negara Amerika. Inilah yang disebut saat ini dengan istilah modem.
Masyarakat kini dapat mengakses internet melalui Internet Sevice
Providers (ISPs), misalnya America Online, Prodigy, dan
CompuServe. Setiap komputer dan server intenet pun memiliki IP address yang
unik dan berbeda-beda. Memasuki abad 21, mulai dikenalah istilah dot-com,
web 2.0 (world wide web), dan era google. Jaringan internet
menghubungkan satu komputer dengan komputer lain. Komputer tergabung dalam
jaringan internet dengan adanya koneksi ke ISPs.
Kemudahan akses internet di seluruh dunia saat ini menjadikan kita berada
di era globalisasi. Sekat-sekat dan batas-batas negara seakan-akan tidak ada
lagi. Apa yang terjadi di belahan dunia lain bisa diketahui siapa saja yang
dapat mengakses internet. Informasi yang didapat begitu cepat dan aktual.
Seakan-akan manusia hidup di satu desa. Konsep ini dinamakan ‘global village’
–desa global. Istilah ini diperkenalkan oleh Marshall McLuhan ketika informasi
yang disampaikan sangat cepat dan massive.
Perkembangan infrastruktur Internet di
Indonesia :
Koneksi internet di Indonesia 95 persen ditangani melalui
jaringan nirkabel, padahal mestinya koneksi tersebut mestinya diseimbangkan
antara nirkabel dengan fixed line sehingga bisa meminimalisir kelebihan
beban (kongesti). Namun pada pembangunan infrastruktur internet di Indonesia ini terbalik
bila dibandingkan dengan negara-negara lain.
"Di negara lain, pembangunan infrastruktur fisik sudah selesai, baru kemudian masuk mobile internet. Indonesia sebaliknya, sebelum infrastruktur fisik selesai dibangun sudah masuk mobile internet," kata Setyanto P. Santosa, Ketua Masyarakat Telematika Indonesia. Dia menambahkan, setelah masuknya mobile internet kemudian datang 3G. Jaringan 3G semakin memudahkan akses internet lewat perangkat bergerak. Dan karena di rumah-rumah tidak tersedia jaringan kabel (fixed line), akses dari sana pun dilakukan lewat nirkabel atau ponsel genggam. Banyaknya akses ini membuat jaringan nirkabel congested (kelebihan beban).
Namun bagaimanapun juga jumlah pengguna internet di dunia dan di Indonesia sendirir terus berkembang pesat. Perkembangan internet telah berpengaruh dalam berbagai bidang. Baik ekonomi, sosial, budaya maupun pemerintahan. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu dan pandangan dunia. Internet melambangkan penyebaran (decentralization)/ pengetahuan (knowledge) informasi dan data secara cepat. Kemajuan teknologi komunikasi dan ledakan informasi membuat pengguna memiliki berbagai alternatif dalam mendapatkan informasi
"Di negara lain, pembangunan infrastruktur fisik sudah selesai, baru kemudian masuk mobile internet. Indonesia sebaliknya, sebelum infrastruktur fisik selesai dibangun sudah masuk mobile internet," kata Setyanto P. Santosa, Ketua Masyarakat Telematika Indonesia. Dia menambahkan, setelah masuknya mobile internet kemudian datang 3G. Jaringan 3G semakin memudahkan akses internet lewat perangkat bergerak. Dan karena di rumah-rumah tidak tersedia jaringan kabel (fixed line), akses dari sana pun dilakukan lewat nirkabel atau ponsel genggam. Banyaknya akses ini membuat jaringan nirkabel congested (kelebihan beban).
Namun bagaimanapun juga jumlah pengguna internet di dunia dan di Indonesia sendirir terus berkembang pesat. Perkembangan internet telah berpengaruh dalam berbagai bidang. Baik ekonomi, sosial, budaya maupun pemerintahan. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu dan pandangan dunia. Internet melambangkan penyebaran (decentralization)/ pengetahuan (knowledge) informasi dan data secara cepat. Kemajuan teknologi komunikasi dan ledakan informasi membuat pengguna memiliki berbagai alternatif dalam mendapatkan informasi
Sumber referensi :
(Richardus Eko
Indrajit, memahami-infrastuktur-jaringan-internet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar